https://youtu.be/xBKCLxvA2gM
KAB.SORONG – Hutan Sagu Seluas kurang lebih Tiga Hektar di Kelurahan Malawili, Distrik Aimas Kabupaten Sorong, Papua Barat, menjadi sumber hidup bagi masyarakat sekitar. Adalah Kelompok Tani Gisikmilagi yang mengolah dan memanfaatkan areal hutan tersebut sejak 2 Tahun lalu. Kelompok Tani ini beranggotakan kurang lebih 25 Orang. Mayoritas di antara mereka adalah Suku Asli Moi dari Marga Malagam Pemilik Ulayat Hutan Sagu tersebut.
Sesuai jadwal kerja yang disepakati bersama proses pengolahan diawali dengan penebangan pohon. Karena membutuhkan tenaga fisik yang ekstra proses ini dominan dikerjakan kaum pria. Pemilihan pohon yang akan ditebang didasarkan pada kriteria tertentu diantaranya Diameter Batang. Pohon Sagu yang ditebang memiliki Diameter Batang Minimal 50 Centimeter. Batang Pohon Sagu yang sudah ditebang kemudian dikupas. Pengolahan Sagu yang dilakukan Kelompok Tani Gisikmilagi dikerjakan dengan metode yang terbilang sudah modern karena menggunakan mesin.
Dulu pohon sagu ditebang dan langsung diolah dalam hutan. Kulit Batang Pohon dimanfaatkan sebagai wadah penampung. Namun dengan metode yang digunakan Kelompok Tani Gisikmilagi kulit bagian luar dibuang sementara isi dalam batang diambil, dipotong menjadi beberapa bagian kecil agar mudah dibawa, ke tempat pengolahan. Pengolahan sagu oleh Kelompok Tani Gisikmilagi dilakukan di sebuah bangunan semi permanen, berukuran 25 Meter Persegi. Bangunan yang dinamakan rumah sagu ini telah dirintis sejak 2019 lalu. Isi batang pohon sagu yang dibawa dari lokasi penebangan kemudian diparut menjadi serbuk-serbuk berukuran kecil untuk selanjutnya di masukkan dalam tangki penggiling sekaligus pengaduk serbuk berkapasitas 90 Kilogram. Hasil pengadukan akan dialirkan ke tapisan untuk dipisahkan dan selanjutnya diendapkan menjadi tepung sagu.
– Tim Liputan Papua Channel –