https://www.youtube.com/watch?v=GLo5MtsD7LA
Kota Sorong – Diskenariokan bahwa wilayah Sorong telah dikuasai separatis bersenjata dan aktif melaksanakan aksi teror dan kekerasan terhadap warga setempat. Menyikapi hal tersebut presiden republik Indonesia selaku pimpinan tertinggi angkatan bersenjata memberlakukan darurat militer di Sorong. Panglima TNI atas persetujuan presiden memerintahkan panglima komando gabungan wilayah pertahanan III sebagai pangkoops TNI wilayah Papua Barat memberlakukan rencana operasi menjadi perintah operasi sesuai rencana tindakan kontijensi komando gabungan wilayah pertahanan III.
Setelah menerima perintah dari komandan pasmar 3 batalyon infanteri 11 marinir dibawah pimpinan Letkol marinir Gigih Catur Pramono melaksanakan operasi penumpasan gerakan separatis di Sorong Timur. Latihan diawali dengan penyusupan ke daerah musuh. Regu sniper pasukan khusus dari batalyon intai amfibi 3 marinir melumpuhkan pos tinjau musuh pada ketinggian. Setelah mendapatkan informasi dari regu sniper bahwa pos tinjau musuh berhasil dilumpuhkan pasukan infanteri melaksanakan patroli tempur dengan menyeberangi sungai kemudian menyerang dan merebut kembali camp yang dikuasai musuh dengan operasi daerah hutan berpenduduk.
Pada akhirnya seluruh medan telah direbut diduduki dan dikuasai oleh batalyon infanteri 11 marinir ditandai dengan berkibarnya sang merah putih. Latihan ini disaksikan langsung komandan korps marinir Mayjen TNI Suhartono dan komandan pasmar 3, Brigjen TNI (mar) Rudy Sulistyanto. Saat dikonfirmasi awak media, komandan korps marinir Mayjen TNI (mar) Suhartono mengakui hampir dua tahun terakhir pihaknya disibukan dengan penanganan Covid-19 kini saatnya kembali meningkatkan kemampuan tempur korps marinir. Seiring menurunnya kasus Covid-19 korps marinir khususnya pasmar tiga Sorong sebagai pasmar baru giat melaksanakan latihan tempur agar siap ditugaskan di berbagai daerah dan kondisi alam.
-Tim liputan Papua channel-