https://youtu.be/Y5e5K2AL_m8
KOTA SORONG – Limbah aktifitas pelabuhan pendaratan ikan atau yang dikenal dengan sebutan Jembatan Puri dikeluhkan warga. Sejumlah persoalan mulai dirasakan warga yang bermukim di kawasan RT-03-RW-05, Kelurahan Klaligi, Distrik Sorong, Kota Sorong, Papua Barat. Persoalan yang kini dirasakan warga antara lain penyakit kulit yang umumnya diderita oleh anak-anak. Hal ini disebabkan karena air laut yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan warga tidak lagi bersih seperti dahulu.
Selain itu warga juga mengeluhkan polusi udara akibat bau menyengat dari bangkai ikan sisa-sisa hasil penjualan yang tidak dibersihkan dengan baik. Dari hasil penelusuran Tim Liputan Papua channel, area jembatan perikanan memang dipenuhi sampah organik maupun non-organik. Ironisnya pembersihan sampah-sampah tersebut dikelola secara swadaya oleh warga dan pedagang. Bahkan warga pekerja kebersihan yang dilibatkan masih anak-anak dengan upah yang tidak menentu tergantung pembayaran dari pedagang ikan kepada koordinator petugas kebersihan.
Sementara penyuluh perikanan dari Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia salah satu bagian dari pengelola jembatan puri mengunkapkan bahwa telah melakukan upaya penyadaran kepada pedagang dan warga sekitar. Bahkan, fasilitas pengelola limbah dan kesadaran akan pentingnya kebersihan masih minim. Selain itu, tumpang tindih pengelolaan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Sorong dan Provinsi Papua Barat juga masih menjadi ganjalan dalam pengelolaan jembatan puri.
– Tim Liputan Papua Channel –